Siapa bilang Indonesia tidak mampu memproduksi sendiri peralatan tempur
yang berkualitas. Buktinya, pemerintah Malaysia tertarik memesan
kendaraan lapis baja pengangkut personel militer atau yang lebih dikenal
dengan panser yang diproduksi PT Pindad.
Melalui Panglima
Angkatan Tentara Malaysia (ATM) Jenderal Tan Sri Datu Sri Zulkifli
Mohammad Zein, pemerintah Malaysia memesan 32 buah Panser Anoa buatan PT
Pindad dengan nama Rimau. Apa saja spesifikasi Panser Anoa yang
dikembangkan dari Panser Véhicule de l'Avant Blindé (VAB) Prancis itu?
Berdasarkan
data yang dikutip dari wikipedia, Selasa (17/4), Panser APS-3 Anoa
adalah kendaraan militer lapis baja yang dipergunakan untuk mengangkut
personel atau dikenal dengan nama APC (armoured personnel carrier). Nama
Anoa sendiri diambil dari hewan sejenis sapi berukuran kecil yang
tinggal secara endemik di Pulau Sulawesi. Prototype Anoa pertama kali
diperlihatkan ke publik pada ulang tahun ke 61 TNI pada 5 Oktober 2006
di markas besar TNI, Cilangkap.
Sejarah awal pengembangan panser
Pindad ini dimulai sekitar tahun 2003 saat pasukan TNI yang diterjunkan
untuk mengamankan Aceh sering diserang pasukan GAM. Ketika itu, TNI
Angkatan Darat meminta kendaraan angkut personel yang aman untuk
transportasi pasukan.
PT Pindad merespons permintaan ini tahun
2004, dengan memproduksi APR-1V (Angkut Personel Ringan) yang berbasis
sasis truk konvensional. Tetapi, order selanjutnya untuk 26 kendaraan
dibatalkan karena tsunami 2004 dan kondisi keamanan di Aceh tidak lagi
membutuhkan pergerakan pasukan.
Meski permintaan terhenti dari
TNI, PT Pindad tetap mengembangkan panser tersebut dengan bantuan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Lahirlah Pindad APS-1, sebuah
panser berbasis 6x6 yang didasarkan dari sasis truk Perkasa buatan PT
Texmaco.
Meskipun kemudian tidak diproduksi secara massal, TNI
memberi lampu hijau kepada PT Pindad untuk membuat generasi selanjutnya
dari ranpur Panser, Pindad APS-2 dengan ongkos produksi sebesar Rp 600
juta per unit.
Tahun 2006, Pindad dan BPPT memulai pengembangan
APS-3 yang tidak hanya bisa bermanuver di darat tetapi juga di perairan
dangkal dan danau. Pengembangan ini menghasilkan varian 4x4, dan
selanjutnya disempurnakan untuk diaplikasikan kemampuan amfibinya untuk
varian 6x6. Ujicoba purwarupa pertama dilakukan awal tahun 2007, dan
pada 10 Agustus 2008, 10 panser pertama APS-3 Anoa diproduksi. Tahun
2009, panser pertama diserahterimahkan kepada kementerian pertahanan.
Panser
Anoa APS-3 berbeda dengan pendahulunya (APS-1 dan APS-2) yang
dikembangkan dari truk komersial. Keunggulan Anoa menggunakan badan
berdesain monocoque berlapis baja. Sistem suspensi batang torsi baru
dikembangkan untuk panser ini. Mesin dan transmisi menggunakan produk
Renault dari Perancis.
Sumber penggerak dari Anoa ialah mesin
dan transmisi jenis diesel turbocharged MIDR 062045 yang berkekuatan 320
tenaga kuda buatan Renault. Anoa juga memiliki sistem peniupan ban yang
disentralisasi. Tetapi PT Pindad saat ini sedang mengembangkan desain
mesin sendiri.
Bentuk dan persenjataan Anoa mirip dengan
kendaraan angkut personel buatan Prancis, VAB. Perlindungan yang
diberikan oleh lapisan baja dan rangka Anoa memiliki tingkat Stanag 3,
yang berarti bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62x51 mm. Armor
Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s serta
bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan
di tengah-tengah badan.
Persenjataan Anoa hingga saat ini ialah
senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm, senapan Remote Weapon
System berkaliber 7,62 mm dan pelontar granat berkaliber 40 mm. Untuk
pertahanan diri Anoa dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2x3,66 mm.
Di
masa datang, varian-varian lain Anoa akan menggunakan meriam 20 mm
dengan tambahan senapan mesin 7,62 mm diatasnya untuk Anoa IFV dan
meriam 90 mm CSE Cockerill MKII buatan Belgia untuk Anoa Kanon.
Ketangguhan
Anoa sudah teruji dalam misi pasukan perdamaian PBB. Sejak 9 April 2010
13 unit Anoa telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di
Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda
XXIII-D/UNIFIL. Anoa 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan
kegiatan-kegiatan penting negara. Pada 15 November 2011 Anoa varian 6x6
yang menggunakan persenjataan Senapan Mesin Berat 7.62 mm digunakan
sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT
ASEAN di Nusa Dua, Bali. Anoa juga dipakai oleh Paspampres untuk
pengawalan kunjungan-kunjungan presiden.
Karena performa Anoa
yang bagus dan program kemandirian alutsista yang sedang digalakkan oleh
pemerintah, PT Pindad melanjutkan pengembangan kendaraan-kendaraan
tempur yang berbasis dari Anoa seperti varian logistik, recovery,
ambulans maupun varian kombatan yang bukan lagi dikategorikan sebagai
kendaraan angkut personel seperti Anoa IFV dan Anoa Kanon.
Saturday 26 January 2013
Spesifikasi Panser Pindad yang diminati Malaysia
17:15
No comments
0 comments:
Post a Comment